Puisi ini menceritakan seorang anak yang hidup sendiri di perantauan ingin mempertanggung jawabkan kepada orang tuanya atas apa yang diberikannya.
Dan anaknya ini ingin membahagiakan orang tuanya dengan menjadi orang yang sukses di perantauan.
Engkau Penuntun Hidupku
Ibu..
Kau bagai
sepasang kakiku..
Aku tak
mampu berjalan tanpa adanya engkau..
Aku tak
mampu berjalan sendiri tanpa tuntunan engkau..
Ibu..
Tuntunlah
aku untuk selalu menyantunmu..
Untuk selalu
berbakti padamu..
Bawalah aku
dalam angan cinta kasihmu..
Peluklah
tubuh ini,karena aku rindu dekapanmu..
Belailah
rambut ku kembali karena aku butuh sentuhanmu..
Ibu..
Kini aku
telah tumbuh dewasa..
Kau yang
tlah membesarkan aku..
Saat aku masih
kecil,aku tak mengerti arti kehangatan cinta..
Dan kini aku
tlah mengerti,cinta yg tulus hanya darimu..
Bertahun-tahun
aku hidup merantau tanpa kau di sampingku..
Rasa lelah
mencari uang telah ku rasakan..
Aku teringat
perjuanganmu,hujan deras,petir menggelegar,kau tak pernah mengeluh demi
membesarkan anak-anak mu..
Ohh Ibu..
Aku merindukanmu,aku
ingin memelukmu dan mencium tanganmu..
Aku ingin
membalas segala kebaikanmu dengan kesuksesan ku ini
Ibu..
Ma’afkan aku
yang terlalu bnyak dosa padamu..
Aku rela
membasuh kedua kakimu,dan airnya pun akan aku minum.
Demi menebus
semua dosa-dosa ku padamu..
Terimakasih Ibu….
Terimakasih Ibu….
0 komentar:
Posting Komentar