Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia yang menghubungkan data/fakta yang ada
sehingga memperoleh suatu simpulan.
Fakta/data yang akan digunakan dalam penalaran itu boleh benar atau
tidak. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah
atau tidak ilmiah. Dari proses penalaran
itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses
penalaran itu.
I. JENIS-JENIS PENALARAN
1. Penalaran Induktif adalah
penalaran yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung
pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa
pernyataan umum. Paragraf Induktisf sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Penalaran
Induktif: Khusus-Umum
a. Generalisasi, proses penalaran
berdasarkan pengamatan atau sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan umum.
Contoh: Orang Jawa tidak suka
berterus terang.
b. Analogi, kesimpulan tentang kebenaran
sesuatu ditarik berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan.
Contoh: Hawa nafsu adalah kuda
tunggangan yang akan membawamu meraih ambisi, sementaraa agama adalah kendali
untuk mengendalikan tungganganmu agar tidak liar,mementalkan, menyeret, dan
menginjak-injak dirimu.
c. Sebab-akibat, semua peristiwa
harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada kesimpulan tidak sah
(karena sikap pribadi,takhayul, prasangka,pandangan politik).
Contoh: Sebagian besar siswa
mendapat nilai buruk karena pada waktu ulangan ada kucing hitam yang melintas
di halaman.
2. Penalaran
deduktif adalah proses penalaran atau proses berfikir dari hal-hal yang
bersifat umum (general) yang kemudian dibuktikan kebenarannya dengan
menggunakan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang bersifat khusus.
Penalaran
Deduktif: Umum-Khusus
Penalaran yang didasarkan atas
prinsip, hukum, teori, atau putusan yang berlaku umum.
Contoh:
Semua makhluk akan mati.
Semua makhluk akan mati.
Manusia adalah makhluk.
Karena itu, semua manusia akan
mati.
a. Silogisme
-
Deduksi
menggunakan silogisme atau entinem sebagai alat penalarannya.
- Silogisme
adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan
sebuah kesimpulan.
-
Silogisme:
- premis mayor(dianggap benar)
-
premis minor(peristiwa khusus)
-
kesimpulan
Beberapa
ketentuan silogisme:
1. Hanya terdiri
dari tiga proposisi.
2. Jika mengandung
premis positif dan negatif maka kesimpulannya negatif.
Contoh: Semua
mahasiswa PGSD tidak perlu menempuh mata kuliah BI
Andi
mahasiswa PGSD
Jadi,
Andi tidak perlu menempuh mata kuliah
II.
PELATIHAN PENALARAN
Penalaran
merupakan kemampuan berpikir atau keterampilan intelektual yang dapat
ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dan intensif. Adapun
yang dimaksud dengan pelatihan penalaran adalah serangkaian tugas mengerjakan
soal-soal atau masalah-masalah penalaran yang diakukan secara berulang-ulang,
sehingga seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terampil di dalam
menarik kesimpulan-kesimpulan menurut prinsip-prinsip penalaran.
III.
SALAH NALAR
Kekeliruan
dalam proses berpikir karena emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh:
Menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling sulit di antara keterampilan
berbahasa yang lain.
Macam-macam
salah nalar:
1.
Generalisasi yang terlalu luas. Semua anak yang jenius akan sukses dalam
belajar. Semua pejabat pemerintah korup.
2.
Kerancuan analogi. Negara adalah kapal berlayar menuju tanah harapan.
3.
Kekeliruan kausalitas. Saya tidak bisa berenang karena saya bukan keturunan
perenang.
4.
Kesalahan relevansi. Saya memilih dia karena dia baik dengan saya.
5.
Pembenaran. Semua juga begitu.
6.
Kurang memahami persoalan. Pendekatan komunikatif adalah pembelajaran bahasa
yang diarahkan pada bagaimana berbicara.
7.
Prestise seseorang. Hendaknya cermat dalam mengutip pendapat orang.
Kelebihan
penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif adalah penalaran
induktif sangat berperan dalam perkembangan matematika. Sedangkan kelemahan
penalaran induktif adalah hasil dari penalaran ini tidak kukuh, ketika
ditemukan kesalahan atau kelemahan hasil penalaran itu akan gugur oleh hasil
penalaran lain yang yang diakui lebih benar. Namun penalaran induktif dengan
penalaran deduktif saling melengkapi satu sama lain.
Pembelajaran
dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa
nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif yang digunakan untuk mempelajari
konsep matematika kegiatannya dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta
yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan
hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif.
Daftar
Pustaka:
0 komentar:
Posting Komentar