Judul
: “Perfume The Story of a Murderer”
Penulis
: Patrick Süskind
Penerjemah
: Bima Sudiarto
Penerbit
: Dastan Books, Jakarta
Tebal
: 428 halaman
Menurut
saya, teori yang tepat digunakan dalam
alur cerita ini adalah teori psikoanalysis dari Sigmund Preud (1856-1939)
beliau menjelaskan bahwa sifat manusia dibagi 3 macam yaitu: Ide, Ego dan Super Ego.
Ide adalah sifat manusia membutuhkan
satisfaction (kepuasan) dengan segera tanpa memperhatikan lingkungan realitas
secara ojektif, yang oleh Preud disebutnya sebagai prinsip kenikmatan (Pleasure
Principle). Ego adalah sadar akan realitas, ego menyesuaikan dengan realita. Super
Ego adalah berkembang pada permulaan masa anak sewaktu peraturan-peraturan
diberikan oleh orang tua, dengan menggunakan hadiah dan hukuman. Perilaku yang
salah ( yang memperoleh hukuman) menjadi bagian dari konsekuensi anak, yang merupakan
bagian dari super ego.
Menurut saya, dalam buku Perfume ini
tokoh utama yang diperankan oleh Jean-Baptiste Grenouille termasuk dalam teori
psikoanalysis dari Sigmund Preud dapat dikategorikan dalam teori yang pertama
yaitu teori ide. Seperti hal yang diceritakan dalam bukunya, Grenouille itu
menginginkan kepuasan dengan melakukan cara apapun dalam membuat perfume yang
dia inginkan hingga membunuh 25 gadis perawan.
Seorang anak yatim piatu yang terlahir
di jalanan kumuh kota Paris. Dia tidak mahir berbicara sehingga semua orang
menjauhinya. Tapi dia dianugerahi indera penciuman yang luar biasa. Sayangnya,
dia dijual ke sebuah pabrik penyamakan kulit yang bau, sehingga dia sangat
tersiksa dengan aroma yang harus dihirupnya setiap hari itu.
Ketika sedang mengantarkan pesanan kulit
ke kota, Grenouille mengenal cairan wangi bernama parfum, racikan seorang ahli
parfum terkenal di Paris bernama Giuseppe Baldini (diperankan oleh Dustin
Hoffman). Dia sangat menyukai wangi parfum itu dan berusaha keras untuk menemukan
materi apa saja yang telah membuatnya begitu wangi.
Ketika sedang sibuk mencari-cari aroma
yang mungkin saja berada diantara campuran parfum itu, tiba-tiba saja ia
mencium sebuah aroma yang sangat wangi yang belum pernah diciumnya sebelumnya.
Ternyata aroma wangi yang diciumnya itu berasal dari seorang gadis penjual buah
yang sedang berjalan beberapa meter di depannya. Gadis itu miskin jadi tidak
mungkin mengenakan parfum. Jadi aroma wangi yang diciumnya itu sudah pasti
berasal dari aroma alami tubuhnya.
Ketika itulah Grenouille menemukan aroma
yang paling wangi diantara semua campuran parfum biasa. Aroma gadis muda yang
cantik. Saking terobsesinya dengan aroma wangi ini, Grenouille mulai membunuhi
satu-persatu gadis cantik di kota itu. Dia membuat suatu ramuan dari lemak
hewan, yang bisa menyimpan aroma tubuh gadis itu. Hanya saja, caranya memang
aneh. Dia harus mengoleskan lemak itu ke sekujur tubuh si gadis, lalu mengeruk
kembali lemaknya dari kulitnya dengan menggunakan sebuah pisau. Tapi tentu saja,
semua gadis yang dimintanya menjadi sukarelawan akan ketakutan dan menolak.
Akhirnya dia membunuhnya.
Tidak memiliki bau badan namun punya
indera penciuman yang sangat tajam, Grenouille menjelma tokoh genius dalam seni
meramu aroma. Setelah mencium aroma seorang perawan cantik, ia terobsesi
membuat parfum terbaik beraroma perawan. Tanpa emosi Grenouille membunuh 25
gadis perawan untuk diambil aromanya. Tubuh mereka layu seolah terisap tanpa
sisa. Pakaian beserta rambut dan kulit kepala hilang. Pembunuhan berantai yang
rapi, terencana dan misterius. Dua puluh empat perawan sudah ia bunuh, tinggal
perawan berambut pirang Laure yang harus ia tunggu sampai berumur 16 tahun.
Tapi gadis itu dijaga ketat oleh sang ayah.
0 komentar:
Posting Komentar